Pandeglang | Antero.co – Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kampung Pagelaran Timur, Desa pagelaran Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan lambatnya proses pembangunan rumah bantuan dari pemerintah.
Program yang seharusnya menjadi angin segar bagi masyarakat berpenghasilan rendah itu justru dikeluhkan karena hingga kini pengerjaannya belum rampung dan menimbulkan beban tambahan bagi penerima.
Salah satu KPM inisial (N) mengungkapkan, dirinya bersama keluarga harus menanggung sendiri biaya urugan tanah agar bangunan bisa didirikan dengan layak.
“Kami harus beli urugan tanah sendiri, pak. Sudah tiga mobil kami beli, satu mobil harganya Rp350 ribu. Itu pun kami urunan sama keluarga, karena saya pribadi tidak punya uang,” ujar salah satu warga penerima manfaat kepada awak media. Rabu (29/10/2025)
Selain itu, pantauan awak media di lokasi menunjukkan bahwa sebagian bangunan RTLH hanya terlihat tembok yang langsung di aci tanpa plesteran yang memadai. Hal ini menimbulkan kekhawatiran soal kualitas bangunan yang dihasilkan.
Warga berharap pemerintah maupun pihak pelaksana program dapat segera menindaklanjuti keluhan tersebut agar bantuan RTLH benar-benar dapat dirasakan manfaatnya sesuai tujuan awal, yakni meringankan beban masyarakat miskin dan memberikan hunian yang layak.
Hingga berita ini di terbitkan, pihak terkat maupun pihak pelaksana. belum memberikan keterangan resmi mengenai keterlambatan pembangunan dan persoalan biaya tambahan yang dikeluhkan warga.
(BG)
