Rangkasbitung | Antero.co – Di tengah hiruk-pikuk kota kecil Rangkasbitung, sebuah bangunan tua berdiri kokoh: Water Toren, menara air peninggalan Belanda yang kini menjadi daya tarik wisata sejarah. Bangunan yang didirikan pada tahun 1931 ini hari ini ramai dikunjungi pelajar, wisatawan lokal, hingga warga yang sekadar ingin menikmati sore di kawasan penuh sejarah. Kamis (17/07/25)
Water Toren terletak di Jalan RT Hardiwinangun No. 4, bersebelahan dengan Kantor Dinas Pariwisata dan dekat Makam Pahlawan. Struktur bangunan yang unik—berbentuk silinder dengan puncak segi delapan—masih terawat baik meski telah berusia hampir satu abad.
“Saya baru tahu ternyata bangunan ini dulunya menyalurkan air dari Gunung Pulosari,” ujar Umar, seorang penjaga makam sebelah Toren. “Keren sekali, sejarahnya panjang dan tempatnya instagramable juga serta spot foto menarik.”
Dulunya, Water Toren menjadi tulang punggung distribusi air bersih untuk warga Rangkasbitung, dengan sumber air berasal dari mata air Ciwasiat di Pandeglang. Bangunan ini memanfaatkan gravitasi alami untuk mengalirkan air tanpa mesin.
Kini, sejak ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kabupaten Lebak pada 2020 dan diresmikan sebagai destinasi wisata pada Februari 2023, Water Toren menjadi ruang edukatif yang terbuka untuk umum. Tidak ada biaya masuk, dan suasana sekitar ditata rapi dengan area pejalan kaki, papan informasi sejarah, serta titik-titik foto yang menarik.
Beberapa pelajar tampak antusias mencatat informasi sejarah dari papan keterangan di lokasi. Sementara itu, kelompok pemuda asik berswafoto dengan latar menara yang megah di bawah langit cerah Rangkasbitung.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, dalam keterangannya, menyebutkan bahwa Water Toren adalah simbol pemanfaatan warisan kolonial sebagai aset budaya lokal. “Kami ingin generasi muda tahu bahwa bangunan tua bukan berarti usang. Ini bagian dari sejarah yang patut dibanggakan dan dijaga,” ujarnya.
Menutup hari, semburat senja memantul di dinding tua Water Toren, seolah menyapa masa lalu yang terus hidup di tengah masyarakat Rangkasbitung hari ini.
(BG)