PT. Federal Food Internusa Tiba-Tiba Lakukan Efisiensi Tenaga Kerja, Ini Penjelasan Manajemen…!!

oleh -69 Dilihat

Kabupaten Tangerang | Antero.co -Tahun 2025 menghadirkan tantangan bagi industri Coklat, terutama di tengah melambatnya permintaan global dan tekanan dari regulasi lingkungan yang semakin ketat di tambah situasi ekonomi global saat ini, menciptakan iklim ekonomi yang tidak bisa diprediksi.

Industri Coklat yang berbahan baku Gula dan Coco Powder langka dipasaran, yang sangat bergantung pada penggunaan bahan baku tersebut, menghadapi berbagai hambatan mulai dari fluktuasi harga bahan baku dan keterbatasan ketersediaan bahan baku. Dalam kondisi pasar yang sepi dan pukulan terbesar adalah mitra perusahaan yang bermasalah dengan Hukum, perlu mengadopsi strategi yang kreatif dan inovatif untuk mempertahankan kelangsungan bisnis.

Salah satunya adalah efisiensi tenaga kerja, hal ini disampaikan oleh Syaiful Mujab. Kamis (15/5/2025)

Syaiful Mujab selaku Spv PGA PT. Federal Food Internusa menjelaskan dirumahkannya sebagian karyawan untuk pekerjaan harian lepas terkait menunggu persoalan hukum yang belum selesai yang dihadapi mitra utama kami. Selain kesulitan ketersediaan bahan baku berupa Coco Powder yang langka sampai saat ini,” ujarnya

Coco Powder adalah bahan bubuk Coklat yang merupakan bahan baku untuk produksi coklat. Karena untuk Coco Powder dalam penjualannya tidak dikendalikan oleh Pemerintah. Beda dengan gula dan beras, asal penggunaan gula industri tidak mengganggu kebutuhan gula di masyarakat.

“Kita biasa beli coco powder di dalam negeri, sekarang perusahaan harus beli ke Malaysia, tentu harga berbeda,” ucapnya,” dan yang menambah berat adalah pukulan secara signifikan terkait kerjasama dengan salah satu mitra perusahaan, dan sebagian Karyawan yang di rumahkan karena bekerja untuk salah satu produksinya di Federal Food Internusa.

Sementara Robinson L Wekes, Spv Hrd Federal food Internusa menjelaskan bahwa efisiensi sejumlah karyawan mereka yang habis kontrak dan kondisi ini mudah-mudahan segera selesai dan bisa memanggil kembali warga yang dirumahkan.

“Semoga kondisi ini cepat pulih, dan mereka bisa dipanggil kembali,” ucap Robinson L Wekes

Penjelasan ini disampaikan dihadapan Perwakilan dari Desa Talagasari dan Desa Pasir Gadung di antaranya Syaiful Mujab PGA, Spv HRD Robinson L Wekes, Binamas Desa Pasir Gadung Aipda Dieko Aldillah SH, Binamas Talagasari Rochmat, Ketua BPPKB Bahaudin, Ketua LPM Ishak Ansory, Andri Ketua Pemuda Pancasila, Ketua Karang Taruna Ikbal Wiguna, Kepala Desa Talagasari diwakili oleh Jamaludin (Staff Pelayanan Desa Talagasari), Nurani Kepala Securty PT.FFI

Sementara Perwakilan Binamas Aipda Dieko Aldillah, SH apresiasi langkah-langkah sosialisasi yang dilakukan perusahaan memgundang para pihak terkait baik dari Desa Talagasari maupun Desa Pasir Gadung terkait penjelasan rencana efisiensi Tenaga Kerja.

“Apresiasi langkah-langkah yang dilakukan pihak perusahaan dengan pihak- pihak yang selama ini bermitra terkait tenaga kerja, sehingga dapat diterima dengan sejumlah penjelasan yang disampaikan tadi,” ungkap Aipda Dieko.

Harapannya masih menurut Aipda Dieko ini bisa membantu memperjelas kepada masyarakat di kedua Desa agar tidak ada salah persepsi.

(BG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.