Kabupaten Tangerang | Antero.co – Warga Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang yang terdampak pagar laut Tangerang ramai – ramai mengusir para centeng – centeng atau calo tanah yang ingin memasang gorong – gorong jalan untuk melanjutkan pengurugan tanah warga yang sebagian belum diselesaikan pembayarannya.
Warga marah karena Calo atau Centeng utusan makelar tanah di Pantura itu tak mengindahkan peringatan warga agar tak beraktivitas sampai proses hukum di PN Jakarta Pusat ada keputusan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Kamis (20/11/25)
Dalam video yang diterima Awak Media tampak sejumlah pria yang disebut Calo tengah cekcok dan adu mulut dengan emak – emak.
Menurut keterangan Ketua Laskar Alar Jiban, Aman Rizal menyebut, cekcok dan pengusiran terhadap para calo atau centeng tersebut buntut dari rencana pembangunan gorong- gorong yang rencananya untuk jalan agar memudahkan pengurugan lahan tersebut,” ucapnya
“Kami warga kampung nyatakan perang terhadap calo atau centeng yang merugikan warga setempat, dan Kami akan terus bertahan sampai kapan pun. Tolak relokasi!” terangnya
Aman Rizal mengatakan, reaksi serempak warga tersebut dilakukan karena warga sudah gerah dengan tindakan para centeng dan calo tanah yang hendak merampas tanah warga.
“Warga Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji menyatakan perang terbuka!” tegas Aman.
Aman mengatakan, warga Kampung Alar Jiban tidak anti-pengembang. Namun, skema pembayaran tanah warga yang dilakukan para centang dan calo dinilai merugikan warga.
“Akar masalah polemik PIK-2 adalah karena eksistensi pola pembayaran. Merekalah yang membuat resah warga. “Warga sama sekali tidak keberatan adanya pengembang. Namun warga merasakan dirugikan dengan skema pembayaran,” ungkap Aman.
Warga Alar Jiban, lanjut Aman, berharap pengembang PIK-2 memutus hubungan dengan para calon atau centeng – centeng yang “So Jagoan” pada saat ini, serta memastikan proses pembebasan lahan dengan harga yang wajar dan menguntungkan warga.
“Oleh karena itu kami dari Laskar Jiban menyatakan perang melawan mereka dan menolak relokasi. Kami akan pertahankan tanah milik kami,” pungkasnya
(BG)







