Tangerang selatan| Antero.co – Dua proyek strategis di bawah kendali Dinas SDABMBK Kota Tangerang Selatan kini terendus sarat permainan busuk. Proyek Peningkatan Jalan Widya – Angsana Raya – Anggrek Loka senilai Rp12,3 miliar, dan Pembangunan Turap Kali Cibenda senilai Rp7,8 miliar, yang dikerjakan oleh CV. Galih Catinggi, diduga keras hanya menjadi ajang bancakan anggaran.
LSM Kemilau Cahaya Bangsa Indonesia (KCBI) menyebut, proses tender hingga pelaksanaan proyek penuh aroma KKN, manipulasi administrasi, dan kongkalikong antara oknum pejabat SDABMBK dengan kontraktor tertentu.
“Ini proyek miliaran, tapi prosesnya diduga penuh permainan. Publik jangan dibodohi. Kami melihat ada indikasi korupsi yang sengaja dipelihara di Dinas SDABMBK Tangsel,” tegas Irwandi Gultom, Ketua Umum KCBI, Selasa (23/9/2025).
KCBI bahkan mengaku telah mengirimkan surat resmi kepada Dinas SDABMBK pada 10 September 2025, namun hingga kini tidak ada respon. “Sikap tutup mulut mereka semakin membuktikan ada yang disembunyikan. Kalau tidak ada masalah, kenapa takut menjawab?” sindir Irwandi.
Atas skandal ini, KCBI mendesak Wali Kota Tangerang Selatan turun tangan langsung dan mencopot pejabat terkait, mulai dari Kepala Dinas hingga Kabid Bina Marga dan Kabid SDA.
“Jangan biarkan mafia proyek bercokol di dinas ini. Bila wali kota diam, maka publik akan menilai ada pembiaran bahkan restu dari atas,” kata Irwandi menohok.
Lanjut Irwandi, dirinya juga meminta kepada Walikota Tangsel, segera menindak tegas. Bila perlu kata dia, Pejabat nakal yang ada di lingkungan dinas SDABMBK dicopot dari jabatannya.
” Kami menilai Pejabat di lingkungan dinas SDABMBK Tangsel tak becus bekerja, bahkan lebih mempertontonkan kebobrokan dalam menjalankan tugas,” imbuhnya.
Ironisnya, ketika dimintai keterangan, Eka Pribawa selaku PPK Bidang SDA, dan Ahmad Fathul PPK Bidang Bina Marga, kompak bungkam. Tidak satu kata pun keluar, seolah menutup rapat persoalan yang sudah mencuat ke publik.
Hingga berita ini dipublikasikan, Dinas SDABMBK Tangsel masih bersembunyi di balik diamnya, sementara aroma penyimpangan proyek bernilai puluhan miliar kian menyengat.
(Holidah Nuriah)