Disinyalir Penerima Manfaat Jadi Bantalan RTLH di Desa Sangiang Sepatan Timur Diduga Dikerjakan Tak Sesuai RAB

oleh -33 Dilihat
Disinyalir Penerima Manfaat Jadi Bantalan RTLH di Desa Sangiang Sepatan Timur Diduga Dikerjakan Tak Sesuai RAB

Tangerang | Antero.co – Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tahun 2025 di Desa Sangiang, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Diduga dikerjakan tak sesuai dengan Rencana Belanja Anggaran (RAB) yang sudah ditentukan dalam kontrak kerja.

Pantauan media, Kamis (4/9/25). Program RTLH di pembesian kolom praktis, diameter 8mm dengan jarak sengkang kurang lebih 24 cm sampai 30 cm, bahkan sloof yang berada di atas pondasi diduga hanya 12 cm yang semestinya 15 cm. Artinya pengerjaan RTLH tersebut diduga dikerjakan asal -asalan.

Menurut, keterangan Keluarga Penerima Manfaat (KPM), bahwa, Program yang ada di Kampung Sangiang RT 03/04 Desa Sangiang, ada lima unit rumah. Dia menjelaskan, bahwa dari hasil sosialisasi di kecematan Sepatan Timur.

” Pada sosialisasi kala itu dari Dinas Perkim di Kantor Kecamatan Sepatan Timur, bahwa jika penerima manfaat ingin bangunannya kuat harus mengeluarkan uang tambahan, karena pada saat mereka mengatakan RTLH ini ukuran 5 meter x 6 meter. Tapi kami bangun dengan ukuran 6 x 6 meter, dan digambar katanya hanya sloof gantung artinya tanpa pondasi,” kata KPM RTLH saat di konfirmasi di halaman rumahnya.

Oleh sebab itu, kata dia, untuk membangun Pondasi, dari awal semuanya bersumber dari kantong penerima manfaat, dan untuk dapur hebel nya berasal dari penerima manfaat RTLH juga.

” Kenapa di temukan tidak sama ukuran hebel yang ada karena kami salah belanja, kami belanja dua kubik dengan ukuran 10 x 20 cm sementara yang ada di program ukuran hebelnya 7 x 20 cm,” jelas dia.

Dirinya juga memperkirakan uang akan dihabiskan untuk menopang kekurangan yang tidak tertuang dari gambar kurang lebih sekitar 5 juta sampai 10juta.

” Yang dikerjakan oleh pelaksana program ini hanya itu dibagian tengah, untuk pondasi 1500 bata dan untuk dapur karena saya nambah satu meter dipastikan uangnya berasal dari kami penerima manfaat,” ungkapnya.

Penerima manfaat mengatakan, bahwa pembangunan RTLH dikerjakan melalui borongan, anggarannya sebesar Rp. 3.5 juta.

” Kerjanya di sini malam, karena tukangnya sibuk di kerjaan lain. Setahu saya bayarannya juga diborongkan sebesar Rp. 3.5juta,” imbuhnya.

Sementara itu, Asmadi selaku pelaksana Program RTLH, dia, terkesan lebih memilih enggan memberikan klarifikasi kepada awak media. Asmadi mengklaim bahwa pihaknya sudah menyampaikan kepada awak media yang sudah datang ke lokasi RTLH di Desa Sangiang tersebut.

” Saya sudah menjelaskan, dan sudah kondusif, ada videonya juga, saya sudah jelaskan ke media itu, jadi gak boleh cukup satu media aja yang mewakili, gak ada media lain,” tandasya. (Holida)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.