Kuburan Nenek Moyang Tertimbun Tanah Galian BTS, Keluarga Kecewa dan Akan Lapor Aparat

oleh -26 Dilihat
Kuburan Nenek Moyang Tertimbun Tanah Galian BTS, Keluarga Kecewa dan Akan Lapor Aparat

Pandeglang | Antero.co – Pembangunan tower Base Transceiver Station (BTS) yang berlokasi di Desa Majau, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, menuai protes keras dari warga. Proyek tersebut diduga menyebabkan sejumlah makam leluhur milik keluarga setempat tertimbun tanah galian.

Cecep Saeful Bahri, Ketua DPC Ormas Badak Banten Perjuangan Kabupaten Pandeglang, sekaligus cicit dari salah satu ahli waris makam yang terdampak, menyampaikan kekecewaannya kepada awak media pada Senin (25/08/2025).

> “Kami keluarga kecewa dan merasa sangat dirugikan atas perlakuan pelaksana konstruksi BTS di lokasi tersebut,” tegas Cecep dengan nada geram.

 

Ia menjelaskan bahwa sebelum pembangunan dimulai, pihak keluarga telah memberikan peringatan kepada pelaksana proyek mengenai keberadaan makam di sekitar area pembangunan. Namun, peringatan itu tampaknya diabaikan.

> “Sudah sejak awal kami tunjukkan ada kuburan di sana. Kami sudah wanti-wanti agar pembangunan tidak menimbulkan kerusakan. Tapi kenyataannya, malah ditimbun dengan tanah galian,” lanjutnya.

 

Tumpukan tanah hasil galian proyek, kata Cecep, tampak menggunung dan menutupi area makam nenek moyangnya. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk pengabaian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan adat istiadat setempat.

> “Kami merasa ini bukan hanya kelalaian, tapi seperti ada unsur kesengajaan. Ini sudah masuk kategori perbuatan tidak menyenangkan dan merugikan hak kami sebagai ahli waris,” ujarnya.

 

Atas insiden tersebut, Cecep menyatakan bahwa pihak keluarga akan melaporkan kejadian ini ke Aparat Penegak Hukum (APH). Ia menegaskan, jika laporan tersebut tidak segera ditindaklanjuti, keluarga bersama Ormas Badak Banten Perjuangan akan mengambil langkah tegas.

> “Kalau tidak ada tindakan dari kepolisian, kami akan turun langsung dan menghentikan kegiatan pembangunan BTS tersebut sampai makam nenek moyang kami dikembalikan seperti semula,” pungkasnya.

 

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pelaksana proyek BTS maupun pemerintah desa setempat terkait persoalan ini.

(BG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.